Page Nav

HIDE

Ads Place

Aksentuasi Cendekiawan Berpribadi IMM

 Dewasa ini, dampak krisis multi-dimensional telah memperlihatkan tanda-tanda awal munculnya krisis kesadaran diri ( self-awareness ...


 Dewasa ini, dampak krisis multi-dimensional telah memperlihatkan tanda-tanda awal munculnya krisis kesadaran diri (self-awareness) & kepercayaan diri (self-confidence). Krisis yang sebagian (mungkin) berada dalam tubuh kader ikatan, dalam tataran aspek psikologis, lingkungan, dan lainsebagainya perlu kita cermatiHal ini akan memberikan area of effect dikalangan kader jika terdapat krisis tersebut, misalnya akan mempengaruhi kepribadian, dan dinamisasi dalam tubuh IMM.

Penulis dapat mengatakan krisis yang multi-dimensi ini dapat berupa keraguan kader terhadap kemampuan diri nya untuk berproses, misalnya adanya keraguan dalam berporses di perkaderan pokok/utama seperti DAD, DAM, DAP, perkaderan khusus; Latihan Instruktur Dasar (LID), LIM, LIM, maupun perkaderan pendukung; sekolah menulis, kajian/diskusi wacana-wacana perkembangan Al-Islam, Kemuhammadiyahan, maupun wacana ilmu kontemporer. Hal ini penulis sebut sebagai “keraguan untuk menjadi cendekiawan berpribadi.”

 Dilain pihak, contoh lain dari keraguan untuk menjadi cendekiawan misalnyamasih (sebagian mungkin) adanya perilaku materialistik, pragmatis, dalam mengemban misi mulia cendekiawan berpribadi ini, bahkan menjadi konsumsi dan menjadi hal biasa.Hal ini yang tidak mencirikan sebagai cendekiawan berpribadi IMM. Berdasar hasil tinjauan sosiologis, kader IMM haruslah menggugat dirinya untuk menjadi cendekiawan berpribadi IMM.Berangkat dari evaluasi-kontemplasi terhadap diri kader IMM, mampu keluar dari zona nyaman, tidak eksklusif melainkan ingklusif, membangun pikiran yang terbuka (open minded) dalam segi tukar pikiran-gagasan dan mau menerima pendapat orang lain, optimis, memiliki kepribadian mau berjuang, bekerja keras, ramah, santun, serta memiliki berprinsip segala langkah dan perbuatan senantiasa dilandasi dengan ikhlas lillahi ta’ala, dan diabdikan untuk kepentingan rakyat (ummat).

 Oleh sebab itu, peneguhan terhadap “cendekiawan berpribadi” haruslah final dan tidak ada keraguan dalam menjalani segenap proses yang dilalui di tubuh IMM. Sehingga, dalam upaya itu semua sebagai cendekiawan berpribadi IMM itu mmapu berdiri untuk kemudian memberikan pencerahan, dan menggembirakan dakwahnya sampai menyentuh pada masyarakat.Kemudian, menampilkan sikap bersahaja, santun, cerdas, berakhlak yang sehingga menjadikan wajah IMM yang tampil secara baik-ramah-santun tadiuntuk memberikan kegembiraan dan wajah IMM yang memasyarakat ditengah ummat. Wajah yang memasyarakat dan bersahaja tadi yang menjadikan tubuh ikatan tampil dalam mewujudkan cita-cita besar IMM yang tertuang dalam rumusan/cita-cita IMM (baca: Ideologi IMM). Kedua, jangan sebatas simbolitas tanpa aksi nyata. Artinya, seorang cendekiawan berpribadi ini memaknai simbol-simbol yang di gelorakkan seperti lagu, logo, motto, jargon, slogan, dan sebagainya. Kemudian, seyogia-nya mampu diaktualisasikan di berbagai level kepemimpinan IMM, dan di tengah masyarakat.

Selanjutnya, dalam konteks ini, sebagai kader IMM, kita mampu untuk memaksimalkan peran sebagai cendekiawan berpribadi IMM. Lebih lanjut, mampu mengaktualisasi lirik mars IMM berbunyi, “Kitalah cendekiawan berpribadi. Itulah salahsatu lirik dalam lagu yang dilantuntan oleh kader IMM. Tidak sedikit yang memahami akan hal itu, dan tidak sedikit pula yang tidak memahami makna lagu itu. Maka dari itu, penulis mengajak kader IMM dimanapun berada, jangan sampai sebagai kader IMM larut atau terbawa euforia dalam indahnya lagu, sehingga tidak mampu memahami dan memaknai secara mendalam makna filosofis, dan mengaktualisasikan dari setiap bait lirik lagu Mars IMM. Jika ditelisik lebih jauh, bukan tanpa sebab, mars tersebut diciptakan. Ada unsur perjuangan, penghayatan mendalamcita-cita besar founding fathers IMM dalam rangka kepedulian pada tubuh ikatan.

 Selain itu, melihat kenyataan IMM saat ini yang terjadi adalahkader IMM yang mengalami defisit kesadaran dalam berikatan. Kader IMM yang banyak berkecimpung dalam kehidupan politik pragmatis mengalami tarik ulur yang cukup kuat. Keberadaan IMM sebagai cendikiawan berpribadi harus bisa menempatkan diri dalam konteks kehidupan. IMM hendaknya mendasarkan sikap-sikap politiknya atas prinsip ideologi ikatan sehingga tidak menimbulkan persepsi negatif.

 Dalam menuaipribadi yang berintelektual kader IMM ialah seorang yang berdiri diatas kebenaran bukan kepentingan pragmatis.Kekhawatiran ikatan yang detik ini dirasakan pada tubuh ikatan adalah kondisiyang kerapkalidigonjang-ganjingi oleh keberadaan IMM yang kurang harmonis, dikarenakan persoalan kepentingan, dan lain sebagainya.IMM seakan terjebak pada persoalan pragmatis yang ada. Maka, menempatkan kembali intelektual dan perkaderan sebagai orientasi utama gerakan IMM adalah hal yang patut diperjuangkan. Dengan menempatkan intelektual sebagai pilar gerakan dan perkaderan sebagai tujuan utama diharapkan lahirnya para cendikiawan-cendikiawan berpribadi baru yang siap berkhidmat untuk persyarikatan,umat, dan bangsa.Wallahu a'lam bishawab.

Penulis: Ihsan Nursidiq (Kabid Kader PC IMM Sukoharjo 2018-2019)

Tidak ada komentar

Ads Place