Tuan Rumah Konferensi Islam Dunia, Indonesia Singgung Masalah ... ...
JawaPos.com - Kementerian Agama (Kemenag) menilai saat ini dunia masih mengalami kesulitan dalam memahami Islam, terutama karena adanya kontradiski antara ajaran Islam dengan perilaku sebagian penganutnya.
Seperti di Irak dan Suriah, ada kelompok ekstremisme ISIS yang terus-menerus menebar ancaman dan teror ke seluruh penjuru dunia.
âKampanye ISIS yang terus menerus melawan kemanusiaan telah membuat citra Islam merosot di mata dun ia,â ujar Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendis Kemenag Arskal Salim, Kamis (13/9).
Hal-hal semacam itu membuat orang-orang barat mengidentifikasi Islam sebagai agama teror dan kekerasan.
âSeringkali orang-orang barat memiliki pandangan bahwa Islam itu direpresentasikan oleh negara-negara Arab yang sedang berkonflik dengan mengesampingkan Indonesia serta Kawasan Asia Tenggara sebagai kantong muslim besar dunia,â tuturnya.
Menurutnya, Asia Tenggara sebenarnya dapat menjadi salah satu representasi dunia Islam yang memiliki perbedaan besar dengan Timur Tengah. âKawasan ini juga menampilkan success story tentang keberhasilan moderasi I slam di tengah tekanan radikalisme yang mengglobal,â tambah dia.
Arskal menambahkan, negara-negara Islam di Asia Tenggara, terutama Indonesia banyak melahirkan pemikiran baru dalam hal budaya, sosial, ekonomi, arsitektur, serta pola hubungan antara mayoritas-minoritas yang erat kaitannya dengan Islam.
âKita sangat kaya akan khazanah keislaman yang belum tergali dengan sempurna,â tegasnya.
Adanya gap antara ajaran Islam dan perilaku penganutnya di berbagai belahan dunia ini menjadi motivasi pelaksanaan sentra sidang Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2018. AICIS akan digelar selama tiga hari di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah pada 17-20 September mendatang.
Indonesia kembali akan menjadi tuan rumah event dunia dengan tema âIslam Di Asia Tenggara Dan Dunia Global: Teks, Pengetahuan Dan Praktekâ.
âYang menarik, praktek keislaman di Asia Tenggara akan menjadi kajian utama yang dibedah dalam berbagai disiplin ilmu. Di Asia Tenggara Islam sukses dinegosiasikan dengan modernitas global menjadi bentuk yang ramah dan menarik,â jelas Arskal.
Sebagai informasi, konferensi itu merupakan pertemuan para ilmuwan dan akademisi dalam rangka memecahkan persoalan keislaman terkini. Asia Tenggara merupakan wilayah yang didiami oleh 25 persen penduduk muslim dunia yang berjumlah 1,6 miliar jiwa.
Dengan porsi sebesar itu, kawasan tersebut sebenarnya memaink an peran sentral dalam dinamika dunia islam di muka bumi ini.
âSidang AICIS diselenggarakan untuk mencari masukan-masukan yang membangun bagi peradaban Islam yang lebih baik bagi dunia,â pungkasnya.
Adapun sebanyak 1.700 pakar dan praktisi dunia Islam akan terlibat dalam jual beli ide-ide baru tentang islam di zaman yang berubah ini. Pembicara Kunci dalam forum tersebut adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Pakar Studi Islam Dominik Müller dari Max Planck Institute for Social Anthropology, Jerman.
(yes/JPC)
Sumber: Google News Islam Network: Koranmu Indonesia
Tidak ada komentar