Go-Jek dan Isu LGBT

Jakarta - Semakin ramainya penggunaan transportasi online saat ini juga berimbas pada para pengemudinya. Tidak jarang para pengemudi ...

Jakarta - Semakin ramainya penggunaan transportasi online saat ini juga berimbas pada para pengemudinya.

Tidak jarang para pengemudi ojek online tersebut menjadi sorotan dan viral di media sosial.

Kehebohan yang muncul di dunia maya sekarang ini yaitu mengenai karyawan salah satu transportasi online yaitu Go-Jek terkait isu Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).

Hal tersebut berawal dari unggahan salah satu karyawan Go-Jek di Facebook. Seperti diberitakan di laman detik.com, karyawan tersebut mengapresiasi salah satu kampanye internal perusahaannya yang tertulis dalam statusnya. Dia menyebut Go-Jek mengadopsi kebijakan yang tidak mendiskriminasi kelompok-kelompok yang kurang terepresentasikan, salah satunya LGBT.

Status karyawan Go-Jek tersebut menjadi viral di media sosial. Para pengguna media sosial beranggapan bahwa Go-Jek mendukung LGBT dan muncul seruan untuk uninstall aplikasi tersebut lewat tagar UninstallGojek yang sempat trending di Twitter.

Tagar UninstallGojek yang sempat trending di Twitter itu tentu dapat merugikan pihak Go-Jek.

Pihak Go-Jek pun angkat bicara akan kejadian yang sempat viral di media sosial.

Seperti dikutip dari laman detik.com, "Terkait postingan yang beredar di media sosial, perlu kami tegaskan bahwa post tersebut merupakan pendapat dan interpretasi pribadi dari salah satu karyawan Go-Jek terhadap salah satu event internal dengan tema keberagaman," kata Manajemen Go-Jek, Sabtu (13/10/2018)

Go-Jek menegaskan bahwa perusahaannya menghargai keberagaman. "Keberagaman juga menjadi elemen dalam dinamika karyawan kami," jelas Go-Jek.

Penegasan yang kedua disampaikan Go-Jek bahwa perusahaannya menjunjung nilai-nilai dan budaya di Indonesia. "Go-Jek adalah bagian dari Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika," tambah Go-Jek.

Tanggapan pihak Go-Jek juga telah di posting pada akun twitter resminya @gojekindonesia